Kabar1news.com – Dewan Pimpinan Pusat Peduli Nusantara Tunggal jakarta berpendapat bahwa, pentingnya pendidikan karakter pada anak oleh orangtua maupun guru.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bahkan telah digulirkan sejak tahun 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan karakter disebut sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan.
Apa itu pendidikan karakter ?
Pendidikan karakter adalah pengajaran yang menekankan pada nilai-nilai untuk membentuk kepribadian anak.
Berbagai karakter bisa dikenalkan pada anak, misalnya kejujuran, saling menghargai, tanggung jawab, adil, peduli, dan bertindak sebagai warga negara yang baik.
Thomas Lickona adalah tokoh pendidikan karakter, makna pendidikan karakter merupakan usaha untuk membentuk seseorang memahami nilai-nilai etika secara sengaja.
Pendidikan karakter tidak harus berdiri sendiri sebagai sebuah kurikulum, melainkan dapat disertakan pada mata pelajaran sehari-hari.
Contohnya, anak akan belajar untuk jujur saat diminta mengerjakan pekerjaan rumah atau anak belajar untuk tidak mudah menyerah saat mengerjakan soal matematika yang rumit.
Di Indonesia, pemerintah sendiri memang menyadari pentingnya pendidikan karakter ini.
Presiden Joko Widodo secara khusus mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Mengetahui pengertian pendidikan karakter, kita juga harus memahami tujuannya.
Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa, yaitu Pancasila.
Secara garis besar, tujuan pendidikan karakter meliputi:
1. Mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
2. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
3. Mengembangkan potensi agar memiliki sikap percaya diri dan bangga pada bangsa maupun negaranya, serta mencintai umat manusia.
Implementasi pendidikan karakter dapat diwujudkan dengan melakukan hal berikut :
1.Disiplin.
2.Kreatif.
3.Mandiri.
3.Jujur.
4.Religius.
5.Toleransi.
6.Tanggung jawab.
7.Demokratis.
8.Cinta damai.
9.Peduli lingkungan.
Pendidikan karakter memiliki fungsi yang penting dalam perkembangan kepribadian anak.
Beberapa fungsi pendidikan karakter adalah :
1. Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural.
2. Membangun peradaban bangsa yang cerdas; berbudaya luhur; serta mengembangkan potensi agar berhati, berpikir, dan berperilaku baik.
3. Membangun sikap yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain secara harmonis.
Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi. Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk serta mengembangkan potensi manusia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan Pancasila.
2. Fungsi perbaikan dan penguatan :
Pengembangan karakter bangsa dapat memperbaiki dan memperkuat peran individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawabnya, serta mengembangkan potensi pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, sejahtera, dan mandiri.
3. Fungsi penyaring :
Konsep pendidikan karakter berfungsi agar masyarakat dapat memilah budaya sendiri, dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya maupun karakter bangsa yang bermartabat. Nilai-nilai pendidikan karakter. Berikut adalah lima nilai karakter utama yang penting untuk diajarkan dalam pendidikan karakter.
1. Religius :
Nilai religius mencerminkan keimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Nilai ini dapat diwujudkan dalam melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Nasionalis :
Nilai nasionalis dapat ditunjukkan melalui apresiasi terhadap budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, serta menghormati keragaman budaya, suku, maupun agama.
3. Integritas :
Nilai integritas dapat diwujudkan dengan memiliki sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, bertindak dan berkata yang berdasarkan pada kebenaran, serta menghargai martabat setiap individu.
4. Mandiri :
Nilai mandiri dapat ditunjukkan melalui sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain, serta menggunakan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan ataupun cita-citanya.
5. Gotong royong :
Nilai gotong royong dapat diwujudkan melalui kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, serta memberi pertolongan pada orang yang membutuhkan.
Pada praktiknya, pembentukan karakter yang baik akan membuat anak dapat melakukan hal yang benar dengan sadar, berkomitmen, dan kompeten.
Adapun manfaat pendidikan karakter adalah:
1. Membentuk kepribadian anak yang menyeluruh, yakni tidak hanya pintar dan cerdik, namun juga berani, peduli, menghargai orang lain, dan sebagainya.
2. Mengembangkan kepribadian anak lewat kurikulum dalam kegiatan belajar-mengajar.
3. Menciptakan suasana belajar dan bermasyarakat yang lebih positif
Membantu anak mengembangkan kemampuannya memecahkan masalah (problem solving).
4. Menanamkan rasa tanggung jawab pada anak sebagai warga negara yang baik.
5. Menumbuhkan jiwa kompetitif anak sehingga ia selalu ingin menjadi yang terbaik lewat persaingan yang sehat.
6. Menciptakan generasi emas yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di kemudian hari. Mengenalkan pendidikan karakter menjadi penting di era globalisasi informasi sekarang ini.
Anak sangat rentan terpapar isu negatif maupun berita hoaks dari berbagai platform media digital yang mungkin dapat membombardir pola pikir mereka dengan nilai yang tidak sesuai budaya dalam keluarga maupun negara.
Dengan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan di Indonesia, anak diharapkan bakal memiliki filter untuk menyaring informasi yang baik dan buruk.
Di sinilah pentingnya peran guru maupun orangtua dalam pendidikan karakter anak. Menurut Thomas Lickona, terdapat tujuh alasan mengapa character education harus diajarkan pada anak:
1. Cara terbaik agar siswa memiliki kepribadian yang baik dalam hidupnya.
2. Cara untuk meningkatkan prestasi.
3. Belum bisa membentuk karakter yang baik di tempat lain.
4. Menyiapkan siswa untuk hidup di tengah keberagaman.
5. Bertolak dari maraknya problem sosial di masyarakat.
6. Menyiapkan perilaku baik ketika bekerja.
7. Penerapan nilai-nilai budaya sehingga dapat melangsungkan peradaban yang baik.
Tidak pernah ada kata terlambat atau terlalu cepat untuk mengenalkan pendidikan karakter. Orang tua dapat memulainya sedini mungkin, contohnya, saat anak mengenyam pendidikan anak usia dini (PAUD). Untuk memastikan pendidikan karakter anak usia dini ini efektif, seluruh elemen yang terlibat dalam pendidikannya harus melakukan beberapa hal, seperti :
1. Mencontohkan langsung :
Pendidikan karakter bukan hanya mengajarkan anak tentang teori menjadi orang baik, namun juga prakteknya secara langsung.
Contoh pendidikan karakter di sekolah adalah guru mencontohkan sikap peduli pada sesama dengan mendoakan cepat sembuh bagi teman yang tidak masuk kelas karena sakit.
Anak paling cepat belajar dengan meniru orang di dekatnya. Ketika mereka lebih sering melihat hal-hal baik, maka karakter anak juga kemungkinan besar akan menjadi baik.
Contoh pendidikan karakter di rumah adalah memberi anak rasa tanggung jawab dengan memintanya membereskan mainan atau tempat tidur.
Hal ini akan mendorong anak untuk bertanggung jawab akan tugasnya.
2. Memberi tugas :
Memberi tugas dapat mengajarkan banyak hal pada anak, seperti keberanian untuk mengungkapkan pendapat pada tugas diskusi kelompok.
Penguatan pendidikan karakter ini juga bisa membuat anak merasa tanggung jawab, berpikir kritis, dan lain-lain tergantung tugas yang diberikan oleh guru.
3. Menanamkan kebiasaan :
Membiasakan anak melakukan hal-hal yang baik lama-kelamaan akan membuat anak memiliki karakter tersebut.
Oleh karena itu, guru di sekolah maupun orangtua di rumah harus mengajarkan anak tentang ‘mengetahui hal baik’, ‘menginginkan hal baik’, dan pada akhirnya ‘melakukan hal baik’ agar pikiran, hati, serta perilaku anak akan baik secara keseluruhan.
Pendidikan karakter harus melibatkan masyarakat luas, mulai dari keluarga hingga sekolah. (**)
Pembahasan oleh Arthur Noija, S.H Ketua Perkumpulan DPP Peduli Nusantara Tunggal.