LAMONGAN, Kabar1news.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan Kanwil Kemenkumham Jatim lakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lamongan bersama dengan Gerai UMKM Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini diadakan di Aula Lapas Lamongan, Kamis (25/5/2023) kemarin. Dihadiri langsung oleh Kepala Lapas Lamongan beserta jajaran, Kepala Disnakertrans Kabupaten Lamongan beserta jajaran, Ketua Gerai UMKM Kabupaten Lamongan beserta tim dan Direktur CV. Bersama Kita Bisa serta diikuti 30 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Lamongan.
Kepala Lapas Lamongan, Mahrus menyampaikan, dengan diadakannya kegiatan ini merupakan wujud adanya sinergitas antara Lapas Lamongan dengan dinas terkait guna memberikan keterampilan bagi WBP.
“Buah dari sinergitas ini pastinya akan berdampak positif bagi WBP, yakni WBP dapat mempunyai skill atau keterampilan salah satunya pembuatan sabun cuci,” tuturnya.
Mahrus juga menyampaikan, dengan diadakannya kegiatan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci bagi WBP merupakan sebuah kekurangan yang bisa menjadi peluang.
“Kekurangan adalah modal, apa yang kurang kita bisa penuhi sehingga hal tersebut bisa menjadi modal atau peluang, salah satunya adalah pembuatan sabun cuci,” ungkapnya.
Kepala Lapas Lamongan berharap, kegiatan ini nantinya dapat memberikan bekal bagi WBP setelah menjalani masa pidana.
“Kami berharap dengan diadakannya kegiatan ini, Warga Binaan dapat memiliki keterampilan sehingga dapat hidup di tengah masyarakat setelah menjalani masa pidana,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Lamongan, Agus Cahyono mengatakan, meskipun membuat sabun terlihat sederhana. Namun, mengembangkan dan berinovasi adalah hal yang luar biasa.
“Jangan dilihat hanya sebuah sabun, tetapi bagaimana kita bisa mengembangkan sebuah sabun tersebut agar menjadi inovasi yang luar biasa bagi Lapas Lamongan,” ucapnya.
Ia menegaskan, keterampilan perlu didampingi dengan adanya perubahan perilaku.
“Selain ketrampilan dan Knowledge, yang paling utama adalah mampu mengubah perilaku menjadi lebih baik dan tidak terlalu sibuk memikirkan apa yang ada diluar, tetapi fokus keterampilan apa yang bisa dikembangkan melalui pembinaan yang ada di Lapas Lamongan,” imbuh Agus Cahyono. (Hms/red)