Surabaya,Kabar1News.com – Pandemi COVID-19 yang pada akhirnya memunculkan varian baru sejak virus Corona diberi nama resmi covid 19 dan atau SARS-CoV-2 tidak hanya menghantam sektor kesehatan di Indonesia. Kendati tidak secara langsung, sektor bisnis dan ekonomi pun ikut mengalami pukulan yang cukup berat.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3/2020) lalu. Hingga saat ini telah beberapa kali mengganti kebijakan pembatasan wilayah.
Penerapan kebijakan work from home dan physical distancing membuat banyak perubahan pada bagaimana perekonomian bekerja. Tempat-tempat wisata ditutup, transportasi publik dibatasi, kantor-kantor juga ditutup. Selain itu masyarakat juga diminta sepenuhnya di rumah untuk bekerja dan melakukan kegiatan lainnya. Kafe dan restoran juga banyak yang menerapkan pesanan hanya untuk dibawa pulang, kebijakan baru seperti PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) DARURAT secara khusus menekan jarak secara masif dan terkesan memaksa.
Tercatat enam sektor diperkirakan merugi pada masa pandemi ini. Sektor tersebut yakni: otomotif, keuangan, pertambangan, transportasi darat, laut, udara, konstruksi, dan pariwisata. Sementara itu, sektor UMKM dan pertanian berpeluang melakukan dipenghitungan ulang modal produk.
Untuk membantu perekonomian dalam menghadapi tekanan dari pandemi COVID-19, pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk dunia usaha dan UMKM.
Ditemui diselah selah kesibukan pak Amin kamis, (15/07/2021) yang termasuk pelaku sektor umkm paling ramai warungkopi yang terletak diwilayah bibis karah sebelah SMAN 18 kelurahan jambangan, Surabaya ini terlebih saat suasana masih normal diperkirakan mencapai profit kotor hingga 4 juta perhari, tentu nilai pasar yang tinggi jika melihat sektor umkm yang dijalankan. Namun setelah terjadinya kebijakan PPKM Darurat ini menjadi penurunan omset yang drastis, sebab hingga kali ke dua kebijakan ini diterapkan ulang. Bahwa inilah yang paling berat dirasakan, tuturnya”
Namun buntung tak selamanya dirasakan masyarakat, dibeberapa sektor juga sebaliknya meraup untung di tengah pandemi ini. Sektor tersebut yaitu: tekstil dan produksi tekstil, kimia, farmasi, dan alat kesehatan, makanan dan minuman, elektronik, jasa telekomunikasi dan jasa logistik.
Sektor tekstil dan produk tekstil berpotensi meraup untung melalui diversifikasi produk seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan masker. Sektor kimia, farmasi, dan alat kesehatan menyokong kebutuhan primer dalam penanganan COVID-19.
Industri makanan dan minuman menjadi kebutuhan primer masyarakat sejalan dengan bertumbuhnya sektor logistik yang dibutuhkan masyarakat karena adanya physical distancing dan penerapan PPKM diwilayah Surabaya. Sedangkan sektor telekomunikasi dan elektronik berpotensi untung karena menjadi andalan masyarakat karena membantu selama diterapkannya kebijakan PPKM Jilid DARURAT ini.(feb)