Problematika Mencetak Generasi Unggul.
Oleh: Andhika Wahyudiono*
Kabar1news.com – Jiwa yang sehat merupakan prasyarat penting dalam menyiapkan generasi unggul. Generasi yang berkarakter dan berkualitas akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai keberhasilan pada tahun 2045. Saat ini, kita tengah mengarah ke masa depan yang diwakili oleh generasi muda, para remaja yang sedang tumbuh dan berkembang. Dengan memiliki jiwa yang sehat, generasi muda dapat mengalami pertumbuhan yang optimal dan mencapai kualitas hidup yang baik. Mereka adalah kunci utama dalam mewujudkan bonus demografi bagi Indonesia dan menghindari jebakan negara berpendapatan menengah.
Namun, tantangan yang dihadapi dalam menyiapkan generasi unggul sangatlah besar. Hasil dari survei kesehatan mental remaja nasional (I-NAMHS) tahun 2022 menunjukkan adanya masalah kesehatan jiwa pada remaja Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja (usia 10-19 tahun) atau sekitar 16,1 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental atau orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), sedangkan 2,54 juta remaja mengalami gangguan jiwa (ODGJ).
Berbagai kasus kekerasan, kriminalitas, dan masalah sosial lain yang melibatkan remaja, termasuk beberapa kasus yang viral di media sosial dan menjadi sorotan media massa, merupakan cerminan dari masalah kesehatan mental pada remaja. Meningkatnya kasus bunuh diri pada remaja juga menjadi indikator dari masalah gangguan jiwa. Remaja tersebut sering kali tidak mampu menghadapi tekanan dan tantangan dengan baik, serta tidak mampu menjalin hubungan yang sehat dan mencapai kualitas hidup yang baik.
Namun, sayangnya masih banyak yang belum menyadari betapa pentingnya kesehatan jiwa atau mental dalam kehidupan remaja. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan jiwa menyebabkan banyak pihak tidak memahami masalah kesehatan mental, bahkan beberapa orangtua menyangkal adanya masalah kesehatan mental pada anak-anak mereka. Stigma negatif terhadap kesehatan jiwa juga semakin memperburuk kondisi ini. Padahal, remaja sangat membutuhkan dukungan dalam hal kesehatan mental.
Dukungan tersebut harus dimulai dari negara, dengan memprioritaskan kesehatan jiwa dalam program pembangunan manusia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menunjukkan bahwa pemerintah telah mengakui pentingnya masalah kesehatan jiwa, namun implementasinya belum menjadi prioritas karena belum ada peraturan turunannya hingga saat ini. Bahkan, undang-undang tersebut akan dianulir jika Rancangan Undang-Undang Kesehatan disahkan.
Dalam hal ini, sistem kesehatan jiwa perlu diperbaiki. Layanan kesehatan jiwa harus ditingkatkan dan aksesnya perlu diperluas. Idealnya, setiap fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari tingkat pertama, seperti puskesmas, harus memiliki tenaga ahli dalam bidang psikologi klinis atau psikiater, terutama karena pemerintah telah mengakui pentingnya peran mereka sebagai tenaga kesehatan.
Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa merupakan langkah penting dalam menangani masalah kesehatan mental. Hal ini harus dimulai dari keluarga, sebagai tempat pertama kali pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola asuh yang baik, yang akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan mental anak-anak mereka.
Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak-anak. Oleh karena itu, orangtua perlu menyadari betapa pentingnya perhatian terhadap kesehatan jiwa anak-anak sejak dini. Mereka harus memahami tanda-tanda dan gejala masalah kesehatan mental, serta memiliki pengetahuan tentang cara mendukung kesehatan jiwa anak-anak mereka.
Pola asuh yang baik, termasuk memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan emosional yang memadai, dapat membantu anak-anak mengembangkan kesehatan jiwa yang kuat. Orangtua juga perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah, di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka dan mengekspresikan diri dengan bebas. Komunikasi yang terbuka dan pengertian yang diberikan oleh orangtua akan membantu anak-anak mengatasi stres dan tekanan, serta membentuk pola pikir yang positif.
Selain itu, pendidikan tentang kesehatan jiwa juga perlu diberikan kepada masyarakat secara luas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa harus menjadi bagian dari pendidikan di sekolah-sekolah dan juga diperkuat melalui kampanye-kampanye sosial. Masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan informasi yang akurat mengenai masalah kesehatan mental, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Semakin banyak orang yang memahami dan menghargai pentingnya kesehatan jiwa, semakin mudah bagi mereka untuk mencari bantuan jika diperlukan, dan semakin terbuka diskusi mengenai kesehatan jiwa di masyarakat.
Dalam rangka menyiapkan generasi unggul, perhatian terhadap kesehatan jiwa generasi muda sangat penting. Generasi muda adalah aset berharga bagi bangsa dan masa depan Indonesia. Untuk itu, pendekatan yang komprehensif harus dilakukan untuk memastikan kesehatan jiwa mereka terjaga dengan baik.
Dukungan dari negara juga sangat diperlukan. Pemerintah perlu memprioritaskan kesehatan jiwa dalam program pembangunan manusia dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk perbaikan sistem kesehatan jiwa. Fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, harus dilengkapi dengan tenaga ahli dalam bidang kesehatan jiwa, seperti psikolog klinis atau psikiater. Ini akan memastikan bahwa layanan kesehatan jiwa tersedia dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat juga dapat didukung melalui media massa dan platform digital. Informasi yang benar dan akurat tentang kesehatan jiwa harus disebarkan secara luas untuk menghilangkan stigma dan mendorong diskusi terbuka mengenai isu-isu kesehatan mental. Kampanye sosial dan program edukasi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan mengajak mereka untuk peduli dan mendukung generasi muda.
Hanya dengan jiwa yang sehat, generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Mereka akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, mampu menghadapi tantangan dengan baik, dan menjadi kontributor yang aktif dalam pembangunan negara. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, perbaikan sistem kesehatan jiwa, dan perhatian terhadap kesehatan jiwa generasi muda adalah langkah-langkah yang sangat penting dalam menciptakan generasi unggul dan menjadikan Indonesia maju pada tahun 2045. (*)
*) Dosen UNTAG Banyuwangi