Jakarta,Kabar1News.com – Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia-Rusia Adies Kadir mengatakan, penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Rusia dinilai penting dalam kerangka kerja sama, khususnya terkait penanganan pandemi dalam hal vaksin Covid-19. Saat ini, Rusia sudah memproduksi dan menggunakan tiga jenis vaksin diantaranya Sputnik V, EpiVacCorona, dan CoviVac.
“Terkait diplomasi vaksin, sekarang ini sedang dilakukan penjajakan untuk menawarkan penawaran vaksin mereka yaitu Sputnik V, karena mereka sempat menyampaikan bahwa (vaksin) mereka yang pertama diakui oleh WHO. Nanti kita akan menanyakan kepada rekan-rekan di Komisi IX dan pemerintah, sejauh mana pembicaraan-pembicaraan terkait kerja sama vaksin dengan pihak Rusia,” kata Adies saat menerima Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Adies menambahkan, memasuki usia ke-71 tahun hubungan diplomasi Indonesia dengan Rusia, Parlemen Indonesia bermaksud untuk kembali menjalin komunikasi yang sempat terkendala saat pandemi. Meski demikian, hubungan antar-pemerintah kedua negara masih terus berjalan di berbagai sektor. Tidak hanya sektor politik, hukum, budaya, ekonomi, pendidikan, hingga pertukaran pelajar, serta bisnis to bisnis.
Melalui Peraturan Presiden RI Nomor 21 Tahun 2016, Rusia menjadi salah satu dari 169 negara yang diberikan fasilitas bebas Visa untuk berkunjung ke dalam negeri. “Pada kesempatan ini, saya mengapresiasi keputusan Pemerintah Rusia yang memudahkan dan menggratiskan pemegang paspor di 53 negara termasuk Indonesia, mengajukan e-Visa ke Rusia. Namun perlu dipertimbangkan pemberlakuan bebas visa bagi WNI ke Rusia ke depannya,” imbuh politisi Partai Golkar itu.
Mengenai vaksin Sputnik V, Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi negaranya sedang dalam proses mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan data yang disampaikannya, vaksin tersebut memiliki efikasi 91,6 persen dan telah disetujui di berbagai negara muslim seperti Mesir, Tunisia, Armenia, Iran, Armendia, UEA, Pakistan dan Palestina.
“Sudah terbukti bahwa vaksin tersebut sangat aman, salah satu yang paling murah dan sangat efektif. Kami sangat mendukung posisi Indonesia bahwa isu tersebut tidak boleh untuk dipolitisasi, sehingga semua negara baik kecil maupun besar harus mempunyai akses yang sama terhadap vaksin. Kami berharap vaksin tersebut segera mendapat izin BPOM dan masuk dalam program vaksinasi gotong-royong,” kata Dubes Lyudmila yang telah bertugas di Indonesia sejak tahun 2018 itu.
Terkait Visa, Dubes Rusia mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia untuk menggratiskan Visa bagi warga negaranya tersebut. Sebelum pandemi berlangsung, setidaknya ada 160 orang Rusia yang berkunjung ke Indonesia dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan sebanyak lebih 20 ribu orang Indonesia juga tercatat telah berkunjung ke Rusia. “(Jika ada pembebasan visa) Pasti banyak yang tertarik,” ungkap Dubes Lyudmila.
DPR RI memandang Rusia sebagai negara yang cukup penting dalam konteks kawasan global. Oleh sebab itu, GKSB DPR RI mendorong pemerintahan kedua negara untuk meningkatkan status hubungan menjadi kemitraan strategis. Hal tersebut didasarkan berbagai hal di antaranya, secara historis Rusia mendukung kedaulatan Indonesia, serta sebagai salah satu negara dengan wilayah terbesar di dunia dan menguasai sektor militer.
Selain itu, Rusia dan Indonesia sama-sama tergabung keanggotaan Dewan Keamanan PBB. Rusia juga tergabung dalam G8 dan G20, BRICS, APEC, ARF, dan ASEM, serta memiliki kebijakan luar negeri yang menempatkan ASEAN sebagai mitra kawasan strategis. Rusia juga merupakan pintu masuk penting untuk produk-produk Indonesia ke negara-negara Asia Tengah termasuk Eropa. (**DPR-RI/alw/sf)