Gresik, Kabar1News.com – Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim menyebutkan desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Gresik menjadi contoh atau role mode desa untuk kebangkitan ekonomi desa yang ada di Jatim. Desa tersebut berhasil pada tahun 2020 mendapat penghargaan Desa Brilian terbaik se Indonesia oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa dan Kementerian BUMN karena mampu mengelola dengan baik pemerintahan desa dan BUMDes. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi A DPRD Jatim, Mayjen TNI (Purn) Istu Hari Subagio dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/3/2021).
Seperti diketahui, Komisi Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Jatim juga meninjau langsung Desa Sekapuk dipimpin ketuanya Mayjen TNI (Purn) Istu Hari Subagio didampingi Wakil Ketua Komisi Hadi Dediyansyah, dan anggota meliputi Muzammil Syafi’i, Ahmad Firdaus Fibrianto, Lilia Agustina, Heri Parasetyo, serta Siadi pada, Rabu (10/3/2020).
Istu Hari Subagio mengatakan, bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk sosialisasi Perda No.08/2015 tentang Pemberdayaan Masyarakat Desa, sekaligus mendorong kebangkitan ekonomi desa melalui BUMDes dan UMKM. Desa Sekapuk tergolong desa yang sukses dan mampu bangkit walaupun diterpa pandemi sehingga kami ingin mengetahui strateginya seperti apa biar bisa ditularkan ke desa-desa yang lain.
“Sudah setahun berjalan pandemi Covid-19 melanda Indonesia termasuk di Jatim. Dampaknya sungguh luar biasa karena seluruh sendi kehidupan masyarakat ikut terdampak, baik bidang kesehatan, pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Kami ingin kesuksesan Desa Sekapuk ini bisa dijadikan contoh dalam membuat maupun mengawal kebijakan pemerintah untuk kebangkitan Jatim,” kata politikus asal fraksi Partai Golkar.
Istu yang juga Mantan Pangdam Bukit Barisan ini, mengakui bahwa kebangkitan bangsa dan negara dimulai dari desa adalah suatu keniscayaan. Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah sosok leadership (kepemimpinan) kepala desa.
“Kalau kepala desa punya visi dan misi yang kuat, kemudian ditindaklanjuti dengan kerja keras, pantang menyerah dan keteladanan, pasti bisa mensejahterahkan masyarakatnya. Dalam istilah keprajuritan, tak ada anak buah yang salah sebab yang salah adalah komandannya. Jadi pemimpin itu pegang peranan penting dalam pemberdayaan desa,” jelas Istu.
Sementara itu Kades Sekapuk Abdul Halim di hadapan anggota Komisi A DPRD Jatim mengatakan bahwa keberhasilan membangun Desa Sekapuk membutuhkan perjuangan dan dukungan masyarakat. Kuncinya, harus bisa GILA (Gagasan, Ide, Langsung, Aksi) termasuk perangkat desa harus bisa membuktikan dengan kerja-kerja nyata dan terus menjalin silaturrahim dengan masyarakat.
“Masalahnya itu tinggal bagaimana kita bisa mengubah pola pikir (mainset) masyarakat dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Jadi kita harus positif thinking dan yakin apa yang kita lakukan itu untuk kebaikan, pasti masyarakat akan mendukung,” ungkap Abdul Halim.
Menurut Kades berambut gondrong, BUMDes Desa Sekapuk memiliki 4 jenis usaha, yakni wisata Selo Tirto Giri (Setigi), PDAM, pengolahan sampah dan tambang kapur. Dari usaha-usaha tersebut pada tahun 2020 lalu BUMDes berhasil meraup laba bersih sebesar Rp.7 miliar, sehingga mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD) Rp.2,047 miliar.
“Tahun 2021 ini kami sudah targetkan laba BUMDes meningkat jadi Rp.9,9 miliar dan menyumbang PAD sebesar Rp.3,412 miliar. Bagi kami Covid-19 bukan kiamat tapi justru jadi semangat untuk bangkit,” ungkap Abdul Halim.
Dari hasil tersebut, lanjut Halim desa bisa memberikan beasiswa kepada pelajar asal Desa Sekapuk mulai SD, SMP, SMA hingga beasiswa untuk S1 (Sarjana) bagi anak-anak yang berprestasi dan dari keluarga kurang mampu. “Ke depan kami akan berusaha memberikan insentif bagi warga yang usianya tidak lagi produktif,” imbuhnya.
Ia bersyukur dalam kurun waktu 3 tahun bisa membuka lapangan kerja bagi 899 kepala keluarga, sehingga nyaris di Desa Milioner ini tidak ada warga yang menganggur karena desa bisa memberikan lapangan kerja. “Alhamdulillah dari masyarakat yang pendapatan awalnya Rp.400 sebulan bisa menjadi kisaran Rp.6-7 juta perbulan,” jelas Abdul Halim.
Kendati sudah menjadi Desa Maju dan Mandiri, lanjut Kades Halim bukan berarti tidak ada masalah. Sebab Desa Sekapuk terus melakukan inovasi sesuai dengan siteplant yang baru terealisasi 60 persen namun terkendala pendanaan. “Tolong kami dibantu atau difasilitasi bisa mendapatkan pinjaman perbankkan Rp.100 miliar. Kami tak mau merepotkan pemerintah karena kami yakin mampu membayar. Silakan diaudit dan melihat proyeksi siteplant yang mau direalisasikan, semua sudah ada perhitungannya,” tegas Ki Begawan Setigi sapaan akrab Kades Sekapuk.
Pinjaman tersebut, kata Abdul Halim akan dibuat untuk membangun hotel apung berupa kapal cargo, bangunan serbaguna serta wisata Agropolitan (pertanian, perikanan dan peternakan) memanfaatkan bengkok desa seluas 3 hektar.
“Maritim itu merupakan local wisdom dari masyarakat pesisir seperti Desa Sekapuk yang hanya berjarak 8 Km dari pesisir laut. Selain untuk penginapan, hotel apung itu nantinya bisa menjadi edukasi bagi masyarakat sehingga bisa tahu apa itu anjungan, nahkoda, navigasi dan lain sebagainya. Kami yakin akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke wilayah pesisir utara Gresik,” dalihnya.
Menanggapi keluhan Kades Sekapuk, wakil ketua Komisi A DPRD Jatim Hadi Dediyansyah berjanji siap menfasilitasi dan mengawal pengajuan pinjaman untuk pengembangan wisata Desa Sekapuk bisa terealisasi. “Kalau Bank Jatim maupun Bank UMKM Jatim tak bisa menyetujui pengajuan kredit Desa Sekapuk, justru saya akan pertanyakan fungsi bank milik pemerintah daerah itu lantas apa? Sebab ini jelas-jelas sudah terbukti sebagai Desa Brilian terbaik se Indonesia. Saya siap menfasilitasi dan mengawal Pak Kades,” tegas politisi asal Partai Gerindra.
Hadi bahkan mendoakan pemimpin yang baik dan visioner seperti Kades Abdul Halim ini bisa berperan lebih besar bagi masyarakat Gresik. “Saya doakan pak Kades Sekapuk nanti bisa menjadi Bupati Gresik,” kata politikus asal Surabaya langsung diamini Kades Abdul Hadi. (***Pca)